Selasa, 08 Juni 2010

Riset Akuntansi (Jurnal 2)

PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN KEPRIBADIAN WIRAUSAHA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PERUSAHAAN JASA DI KOTA MEDAN

ABSTRAKSI


This research is purposed to gain knowledge about the influence of the accounting knowledge and entrepreneurship behavior to managerial performance at the services company in Medan, which classified as touring bureau service, advertising bureau service, and distribution for labor market bureau. The source of data is primary data which obtained originally from the questionnaires. The questionnaires was obtained from financial manager from each classified company mentioned. The central statistic agency provided most data through detailed list of services company in Medan. These raw data is summed with the own researcher reference.

This research is using survey method to gather data required and purposive sampling method. The purposive sampling method is using part of population to act as the sample for the research. Selecting the proper member of the population to become sample is made through certain criterion. The data analysis was done by hypothetical test through multiple regressions analysis. The multiple regressions analysis has been tested through the classic assumption, while data quality has been tested through validity and relyability test.

Based on the result of the research, both accounting knowledge have significant influence to managerial performance in 95% confidence interval, otherwise entrepreneurship behavior do not have significant influence to managerial performance. The research shows that accounting knowledge and entrepreneurship behavior simultaneously have significant influence to managerial performance in 95% confidence interval. The R square marks 0,188 which means that the transformation level of managerial performance can be explained by accounting knowledge and entrepreneurship behavior by merely 18,8%. The rest of the variable is not explained by this research. The result of this research is expected to contribute the rising of managerial performance level of the services company in Medan as a consideration for selecting key staff placed for financial manager position.



Keywords: Accounting Knowledge, Entrepreneurship Behavior, Managerial Performance.







1. PENDAHULUAN



Dunia manajer atau pemimpin korporasi global di Indonasia saat ini ditandai dengan kemuraman Walaupun tidak ada data yang pasti, beberapa mantan manajer puncak dan manajer keuangan mempunyai kinerja yang bermasalah dan harus berurusan dengan aparat hukum, disebabkan karena penyelewengan ataupun mismanajemen (Ratna Jatmika : 2006). Oleh karenanya, kinerja yang dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini adalah kinerja yang dihasilkan oleh pemenuhan panggilan untuk melayani lingkungan kerja dengan lebih baik, yang dilakukan tanpa beban dan penuh kepedulian, yang dijalankan dengan langgeng untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik.

Secara defenisi, jasa adalah aktivitas yang memiliki elemen tidak berbentuk yang melibatkan interaksi dengan pelanggan atau dengan sesuatu yang dimiliki pelanggan, namun tidak mengakibatkan perpindahan kepemilikan. Sikap dan perilaku wirausaha sangat penting untuk perusahaan dalam berbagai ukuran untuk keberhasilan dalam lingkungan kompetitif (Syamsuri Rahim : 2003). Faktor yang menjadi masukan bagi manajemen dalam pengambilan keputusan wirausaha yang dimiliki oleh manajer tersebut.

Pengetahuan akuntansi dapat didefenisikan sebagai seperangkat ilmu tentang sistem informasi yang menghasilkan laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Niswonger, 1996 : 6). Salah satu pihak yang menggunakan informasi tersebut adalah manajer untuk menjalankan operasi perusahaan.

Kepribadian wirausaha adalah seluruh konsep, pengetahuan yang abstrak untuk memperoleh sumber daya yang bernilai rendah, secara eksplisit, dan bagaimana menyebarkan sumber daya. Menurut Kirzner dan Schumpeter dalam Rambat Lupiyoadi (2004 : 19) menggambarkan peran seseorang wirausaha seperti keputusan untuk mengarahkan input ka dalam proses tertentu daripada proses lainnya. Rhenald Kasali (2003) menyatakan pembangunan spirit kewirausahaan di Indonesia menjadi suatu kebutuhan yang mendesak karena modal sosial bangsa dan perekonomian Indonesia telah semakin terpuruk pasca krisis moneter pada akhir tahun 90-an. Keputusan yang diambil oleh manajemen dalam rangka mencapai tujuan perusahaan harus efektif dan efisien. Ketika suatu keputusan yang diambil oleh manajer itu efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi maka dapat dikatakan kinerja manajerial dari perusahaan itu baik. Hal itu sesuai dengan pengertian kinerja manajerial menurut Stoner dalam Juniarti (2003) ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.

Sampai saat ini belum banyak penelitian yang membahas tentang pengetahuan akuntansi. Wichman dalam Suhairi (2004) menyatakan bahwa ada permasalahan dalam penerapan akuntansi dalam perusahaan. Peacock dalam Suhairi (2004) menyimpulkan bahwa rendahnya pengetahuan akuntansi pemilik perusahaan dan manajer menyebabkan banyak perusahaan kecil yang mengalami kegagalan. Holmes dan Nicholls dalam Suhairi (2004) berpendapat bahwa pengetahuan pemimpin perusahaan yang rendah menyebabkan banyak perusahaan kecil menggunakan jasa akuntan publik dalam penyediaan informasi akuntansi.

Berdasarkan penjelasan diatas, pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha yang dimiliki manajer untuk mengambil keputusan yang efektif dan efisien agar mencapai tujuan organisasi sehingga menunjukkan kinerja manajerial yang baik. Latar belakang dan penjelasan penelitian diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan akuntansi, kepribadian wirausaha dan kinerja manajerial, yang mengangkat judul “Pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha Terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan Jasa di Kota Medan”.



2. TINJAUAN PUSTAKA



2.1 Pengetahuan Akuntansi



Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accountancy Terminology Bulletin No.1 yang diterbitkan oleh Accounting Principles Board (APB) dalam Suwardjono (2002 : 5) sebagai berikut :

“Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut.”

Prinsip akuntansi adalah pedoman umum yang dipakai di dalam penyelenggaraan akuntansi. Pripsip-prinsip tersebut berupa semua konsep, ketentuan, prosedur, metoda, dan teknik yang tersedia secara teoritis maupun praktis yang berhubungan dengan persoalan tentang mengidentifikasikan, mengukur, dan mencatat dan menyajikan aktiva, hutang, modal, pendapatan, dan biaya-biaya dalam laporan keuangan.



2.2 Kepribadian Wirausaha



Defenisi kepribadian menurut Gordon Allport dalam Stephen (2003 : 120) adalah keseluruhan total cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan yang lain. Hal tersebut sering digambarkan dari segi ciri-ciri yang dapat diukur dan diperlihatkan seseorang. Kepribadian merupakan hasil dari keturunan dan hasil dari interaksi individual dengan lingkungannya.

Menurut Riyanti dalam Arman (2007 : 3) defenisi wirausaha adalah orang yang menciptakan kerja bagi orang lain dengan cara mendirikan, mengembangkan, dan melembagakan perusahaan miliknya sendiri serta bersedia mengambil resiko pribadi untuk menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakanpotensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola, dan menentukan cara produksinya, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkan produknya, serta mengatur permodalan operasinya.



2.3 Kinerja Manajerial



Menurut Pabundu (2006 : 121) kinerja merupakan hasil-hasil fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang maupun kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu. Kinerja perusahaan adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Menurut Stoner dalam Juniarti dan Evelyne (2003) pengertian kinerja manajerial yaitu ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi.



2.4 Hubungan Pengetahuan Akuntansi dengan Kinerja Manajerial



Para wirausaha perlu mendapatkan informasi yang akurat, berarti, dan tepat waktu jika akan mengambil keputusan-keputusan keuangan yang tepat. Walaupun beberapa manajer merupakan ahli dalam bidang akuntansi, namun harus tetap memerlukan pengetahuan tentang indikator-indikator keuangan pokok, meliputi daftar laba/rugi, neraca, dan cash flow. Semua orang yang bekerja pada perusahaan dari pegawai rendahan hingga manajer dan pemilik perusahaan akan mempunyai hubungan dengan bidang akuntansi. Makin tinggi kedudukannya dalam perusahaan makin perlu mengetahui konsep dan terminologi akuntansi.



2.5 Hubungan Kepribadian Wirausaha dengan Kinerja Manajerial



Menurut Stoner dan Edward dalam Winardi (2003 : 71) menjelaskan bahwa seorang manajer dapat disebut seorang wirausaha, apabila ia sanggup melaksanakan perubahan-perubahan yang bersifat inovatif dalam proses produksi yang di manage olehnya. Seorang wirausaha pada situasi dan kondisi tertentu (apabila perusahaan kecil yang dibentuknya telah berkembang menjadi perusahaan besar) harus pula melaksanakan tugas-tugas seorang manajer dalam wujud melaksanakan fungsi-fungsi manajerial, seperti perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengawasi.



2.6 Kerangka Konseptual



Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menggambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :



Variabel Independen Variabel Dependen























Eksistensi pengetahuan akuntansi seharusnya memberikan pengaruh terhadap kinerja manajerial. Hubungan yang terjadi antara pengetahuan akuntansi terhadap kinerja manajerial dapat dideskripsikan secara logis sebagai hubungan yang positif. Kepribadian wirausaha juga mempunyai hubungan positif dengan pengambilan keputusan dari penggunaan informasi akuntansi. Jika diasumsikan bahwa kedua variabel bebas memiliki hubungan yang positif dengan variabel terikat secara parsial, maka dapat diasumsikan lebih lanjut bahwa kedua variabel bebas tersebut juga memiliki hubungan positif dengan kinerja manajerial secara simultan.

Para manajer dan wirausaha perlu mendapatkan informasi yang akurat, yang berarti dan yang tepat waktu, jika mengambil keputusan-keputusan yang tepat. Walaupun beberapa manajer merupakan ahli dalam bidang akuntansi, namun mereka tetap memerlukan pengetahuan akuntansi. Hal tersebut meliputi daftar laporan laba/rugi, yang menunjukkan dicapainya laba atau rugi. Neraca yang memberikan suatu gambaran umum tentang posisi financial perusahaan yang bersangkutan. Tanpa pengetahuan tersebut, manajer tidak dapat mencapai gambaran tentang posisi keuangan perusahaannya.

Keterampilan atau keahlian yang dimiliki manajer untuk mencapai tujuan organisasi juga melalui kepribadian wirausaha, yaitu berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh manajer. Manajer yang memiliki karakteristik wirausaha seperti lokus pengendalian ineternal, tingkat energi tinggi, kebutuhan tinggi akan berprestasi, tidak bekerja lebih giat karena adanya imbalan, toleransi terhadap ambiguitas, kepercayaan diri, dan berorientasi pada action akan mempercepat manajer untuk menyelesaikan tugasnya sehingga tujuan dari organisasi bisa tercapai. Tugas kinerja manajerial itu seperti perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi, dan perwakilan.



2.7 Hipotesis Penelitian



Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Erlina dan Mulyani, 2007 : 41).Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha terhadap Kinerja Manajerial pada Perusahaan Jasa di Kota Medan.”



3. METODE PENELITIAN



Desain penelitian merupakan suatu cetak biru bagi pengumpulan, pengukuran dan penganalisisan data yang membantu ilmuwan dalam mengalokasikan sumber daya penelitian yang terbatas dengan mengemukakan pilihan-pilihan penting (Babie dalam Erlina dan Mulyani, 2007 : 61). Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif kausal yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lainnya (Umar, 2003 : 30).

Populasi merupakan sekelompok orang, kejadian, atau sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang memperkirakan karakteristik populasi (Erlina dan Mulyani, 2007 : 73-74). Populasi dalam jenis penelitian ini adalah perusahaan jasa di Kota Medan dengan klasifikasi jenis jasa pelayanan khusus. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik terdapat 112 perusahaan jasa yang terdaftar di Kota Medan dengan klasifikasi jenis usaha pelayanan khusus. Bidang usahanya antara lain, biro perjalanan, biro periklanan dan biro penyaluran tenaga kerja.

Dari populasi tersebut, pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, karena sampel telah dipilih berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteria yang ditetapkan sebagai berikut :

1. perusahaan jasa yang memiliki karyawan minimal 5 orang. Manajer operasional dan manajer keuangan yang membawahi minimal 2 orang,

2. manajer keuangan yang memiliki pengalaman kerja minimal 2 tahun Alasan pemilihan sampel ini adalah karena kedua manajer tersebut di perusahaan, bidang kerjanya berhubungan dengan akuntansi,

3. perusahaan jasa yang hendak diteliti adalah yang bergerak dibidang biro perjalanan, biro periklanan dan biro penyaluran tenaga kerja.

Jenis data yang digunakan adalah data subyek yaitu data penelitian yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual atau secara kelompok dari sumbernya. Data subyek selanjutnya diklasifikasikan berdasarkan bentuk tanggapan (respon) yang diberikan, yaitu lisan (verbal), tertulis (kuesioner) yang diajukan oleh peneliti. Sumber data yaitu dari data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban kuesioner responden manajer keuangan perusahaan jasa dengan jenis jasa pelayanan khusus.

Teknik yang digunakan adalah metode survei, yaitu peneliti mendatangi langsung ke perusahaan menyebarkan kuesioner kepada masing-masing manajer operasional dan atau manajer keuangan perusahaan tersebut. Peneliti memberikan kuesioner yang dimasukkan ke dalam amplop lalu memberikan jangka waktu dalam pengembalian kuesioner. Ketika semua manajer telah mengembalikan kuesioner, peneliti mengumpulkan seluruh kuesioner tersebut. Pengumpulan data dilakukan diantara tanggal 18 Februari hingga 25 Februari 2009.



4. ANALISIS HASIL PENELITIAN



4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas



Kualitas data yang dihasilkan melalui instrumen penelitian dapat diuji dengan menggunkan Validitas dan Reliabilitas. Pengujian Validitas dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner untuk mengukur variabel pengetahuan akuntansi, kepribadian wirausaha dan kinerja manajerial dengan melihat korelasi item dengan skor total seluruh item.

Variabel pengetahuan akuntansi menggunakan skala guttmen, variabel kepribadian wirausaha dan kinerja manajerial menggunakan skala likert, maka digunakan metode korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel, dengan bantuan alat uji SPSS 15.00 for windows. Asumsi yang digunakan dalam uji validitas adalah uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Pada kasus ini konstruk jumlah sampel (n) = 32 dan besarnya df dapat dihitung 32 – 2 = 30 dengan df = 30 dan alpha = 0.05 didapat r tabel = 0.2960 (lihet r tabel pada df = 30 dengan uji satu sisi), jika r hitung lebih besar dari r tabel (r hitung > r tabel) maka item dinyatakan valid (Ghozali, 2005 : 45).

Asumsi yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah One Shot atau pengukuran sekali saja. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 (Ghozali, 2005 : 42).



4.2 Uji Asumsi Klasik



4.2.1 Uji Normalitas



Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah data berdistribusi normal akan digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Berdasarkan hasil uji statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig variabel Pengetahuan Akuntansi adalah 0.095 > 0.05, variabel Kepribadian Wirausaha adalah 0.255 > 0.05, dan variabel Kinerja Manajerial adalah 0.081 > 0.05.



4.2.2 Uji Multikolinearitas



Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan penelitian ini bebas dari gejala multikolinearitas. Jika dilihat pada tabel semua variabel independen memiliki VIF 1.024 atau VIF < 10. Selain itu nilai toleransi untuk setiap variabel independen adalah 0.977 yaitu lebih besar dari 0.1 (tolerance > 0.1). Dengan demikian disimpulkan tidak ada multikolinearitas dalam model regresi ini.



4.2.3 Uji Heteroskesdastisitas



Uji heteroskesdastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskesdastisitas.



4.3 Pembahasan Hasil Penelitian



Dari hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat bahwa variabel Pengetahuan Akuntansi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keberhasilan Kinerja Manajerial. Pengaruh variabel Pengetahuan Akuntansi ini dikatakan kuat karena nilai sig. variabel Pengetahuan Akuntansi adalah 0.038, berpengaruh positif dan signifikan karena nilai sig. lebih kecil dari 0.05 (0.038 < 0.05). Sementara variabel Kepribadian Wirausaha berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap keberhasilan Kinerja Manajerial karena nilai sig. variabel Kepribadian Wirausaha adalah 0.300, jadi tidak signifikan karena nilai sig. lebih besar dari 0.05 (0.300 > 0.05).

Berdasarkan hasil uji t sebelumnya, variabel Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Kinerja Manajerial. Hal ini didukung dari nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.188 yang menunjukkan bahwa variabel independen Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha mampu menjelaskan sebanyak 18.8% variasi atau perubahan dari variabel dependen yaitu Kinerja Manajerial. Sedangkan sisanya sebesar 81.2% dijelaskan oleh variasi atau faktor lain yang tidak dijelaskan pada penelitian ini.

Dari hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suhairi, dkk (2004) yang menyatakan bahwa sifat kepribadian dan pengetahuan akuntansi seorang wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap penggunaan informasi akuntansi dalam membuat keputusan investasi. Begitu juga dengan penelitian ini bahwa sifat kepribadian dan pengetahuan akuntansi seorang wirausaha mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial karena dapat meningkatkan kinerjanya dalam suatu perusahaan, serta kinerja manajerial yang diukur dengan kemampuan seorang manajer dalam membuat perencanaan, dan pengaruh tersebut signifikan secara statistik.



5. KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 Kesimpulan



Bersadarkan hasil analisis terhadap data yang dikumpulkan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. pengujian secara parsial, pada penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Pengetahuan Akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Manajerial pada tingkat kepercayaan 95%, sedangkan variabel Kepribadian Wirausaha tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Manajerial,

2. pengujian secara simultan (bersama-sama), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara signifikan seluruh variabel bebas yang terdiri dari Pengetahuan Akuntansi dan Kepribadian Wirausaha berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial pada perusahaan jasa di Kota Medan. Hal ini mengindikasikan bahwa H0 ditolak, dan Ha sebagai hipotesis alternatif diterima.





5.2 Keterbatasan Penelitian



Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik dalam memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja manajerial. Adapun keterbatasannya antara lain :

1. hasil penelitian ini dapat dijadikan pada objek penelitian yang terbatas pada manajer keuangan perusahaan jasa dengan klasifikasi jasa pelayan khusus yaitu pada bidang jasa biro perjalanan, biro periklanan dan biro penyaluran tenaga kerja di Kota Medan saja. Sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil dan kesimpulan apabila dilakukan penelitian pada perusahaan jasa dengan klasifikasi lainnya dan di kota lain,

2. instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti yaitu kuesioner yang digunakan terutama variabel pengetahuan akuntansi dinilai kurang bisa mengungkap pengetahuan akuntansi secara keseluruhan,

3. rendahnya nilai R Square dalam penelitian ini yaitu 0.188 mengindikasikan bahwa kinerja manajerial hanya dapat dijelaskan oleh variabel pengetahuan akuntansi dan kepribadian wirausaha sebesar 18.8%,

4. rendahnya tingkat respon dari para responden dengan alasan yang tidak koorperatif. Hal ini menyebabkan peneliti mengalami kesulitan dalam memperoleh jawaban dari responden.



5.3 Saran



Penelitian yang dilakukan berusaha menjelaskan hal yang dapat meningkatkan kinerja manajerial perusahaan jasa akan mnghasilkan predikator yang lebih baik lagi untuk hal itu. Oleh sebab itu penelitian yang selanjutnya sebaiknya lebih memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas area survey atau mencoba pada wilayah di luar Kota Medan, sehingga akan diperoleh sampel yang banyak dan hasil yang lebih akurat,

2. klasifikasi perusahaan jasa dalam penelitian ini selanjutnya diperluas dengan klasifikasi jasa yang lain,

3. penelitian berikutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain sebagai predikator peningkatan kinerja manajerial, seperti kepemimpinan manajer, motivasi kerja, rasa kompeten, dan variabel lainnya yang juga mempengaruhi kinerja manajerial suatu perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar