Selasa, 08 Juni 2010

Riset Akuntansi (Jurnal 8)

ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA

PADA PT. NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN



Abstract

To be able to reach the target of company namely get maximum profit hence company planning and control of expence specially teh expense of material. In expense of determination material and valuation of expense of which is accurate to be required for a project The Royal Residene Apartement.

This research use descriptive method namely elaborate and explain about material budget as a means of financial control. Data which used in this research consist of primary data and data of sekunder. Primary data in the foem of result of documentation and interview. Data of sekunder in the form of brief history company, organization chart, and material budget data and its realization.

Result of this research show material budget PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan have been compiled pursuant to estimate of expense going into effect marketing. So that planning ang control of expense have to remain to be as according to procedure compilation of material budget utilize to improve efisisensi expense.



Keyword : Budgeting, Material cost, Controller, and Variances



1. Pendahuluan

Suatu proyek atau juga pengerjaan proyek ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai laba yang maksimal. Seperti berapa banyak yang perlu dihabiskan dalam pengerjaan suatu proyek. Berapa tenaga kerja yang harus diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut dan biaya-biaya lain yang secara tidak langsung dikeluarkan dalam suatu pengerjaan proyek tersebut.

Material merupakan suatu bahan yang menjadi peranan utama dalam menyelesaikan suatu pengerjaan proyek. Sebelum seorang kontraktor mengambil suatu proyek sebaiknya menganalisa terlebih dahulu biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengestimasi seberapa banyak material yang akan dipakai sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan meramalkan laba yang akan dicapai. Suatu pengerjaan proyek, material merupakan bahan yang paling mudah diselewengkan baik dalam penentuan kualitas maupun kuantitasnya.

Sebelum proyek dikerjakan hendaknya kontraktor membuat estimasi. Seberapa banyak material yang dibutuhkan dan baiknya untuk estimasi ini dibuat dalam bentuk anggaran sehingga mempermudah dalam membuat perbandingan anggaran yang dibuat dengan realisasinya dan juga mempermudah dalam menghitung seberapa besar selisih (varians) yang akan timbul dari biaya yang dianggarkan dengan realisasinya. Anggaran juga bisa dijadikan bahan panduan terhadap proyek yang akan datang.

Informasi biaya yang sistematis dan komparatif diperlukan oleh pihak manajemen dalam pengelolaan perusahaannya. Hal ini menjadikan akuntansi semakin memegang peranan penting bagi manajemen untuk perencanaan dan pengendalian biaya serta analisis atas varians-varians yang terjadi. Varians yang ditimbulkan dari material dalam pengerjaan suatu proyek dapat mempengaruhi tingkat efisiensi dan efektvitas. Varians ini bisa saja varians yang menguntungkan (favorable variance) atau varians yang tidak menguntungkan (unfovarable variance) dan variance ini akan mempengaruhi tingkat laba yang akan dicapai perusahaan.

Pengendalian dilakukan agar terdapat jaminan yang memadai atas keamanan material sehingga perusahaan perlu melakukan suatu sistem pengendalian yang meliputi pengendalian fisik dan akuntansi. Pada pengendalian fisik lebih diutamakan pada kualitas material dan penyimpanannya dan pengendalian akuntansi adalah dilaksanakan melalui sistem pengendalian dengan cara membandingkan kuantitas material yang ada dengan catatan manajemen. Dunia konstruksi dewasa ini, dimana pengembangan proyek semakin maju dengan berbagai peralatan yang modern, maka pengelolaan biaya-biaya untuk mendanai suatu proyek harus akurat sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat lebih efisien. Dari kenyataan-kenyataan ini akuntansi biaya semakin memegang peranan penting sebagai bagian dari informasi pengambilan keputusan.



2. Telaah Literatur



2.1 Pengertian dan Jenis Anggaran



Pengertian anggaran menurut Nafarin (2007:11)

Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.



Nafarin (2007:31) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang.

1. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari anggaran variabel dan anggaran tetap.

a. Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.

b. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

2. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari anggaran periodik dan anggaran Kontinu.

a. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

b. Anggaran Kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat. Misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

3. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari anggaran jangka

pendek dan anggaran jangka panjang.

a. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran taktis.

b. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran startegis.

4. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran Operasional dan anggaran keuangan.

a. Anggaran Operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun laporan laba/rugi. Contoh: anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.

b. Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca.

5. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari anggaran Komprehensif dan anggaran parsial.

a. Anggaran Komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.

b. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Contoh: karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.

6. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari anggaran tertentu dan anggaran kinerja.

a. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.

b. Anggaran kinerja (performance badget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan). Misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

7. Menurut metode penentuan harga pokok (penghargapokokan) produk, anggaran terdiri dari anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan.

a. Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat.

b. Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based costing) dan berfungsi unutk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk.





2.2 Penyusunan Anggaran Material Proyek

Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan mendekati OE/EE. dalam menentukan harga penawaran, kontraktor harus memasukkan aspek-aspek lain yang sekitarnya berpengaruh terhadap biaya proyek nantinya. Menurut Ervianto (2002:134), ada tahap-tahap yang harus dilakukan untuk menyusun anggaran biaya material adalah sebagai berikut:

1. melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu,

2. melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku didaerah lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi proyek,

3. melakukan perhitungan analisis material dan upah dengan menggunakan analisis yang diyakini baik oleh sipembuat anggaran,

4. melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan,

5. membuat rekapitulasi.

Panitia anggaran umumnya berada langsung dibawah direksi. Sebab utamanya karena baik dalam penyusunannya maupun pelaksanaannya anggaran perlu melibatkan personalia dari berbagai fungsi operasional perusahaan. Menurut Harahap (2001:90) Ditinjau dari siapa yang membuat, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan tiga pendekatan.

1. Otoriter atau top down

Dalam metode Otoriter atau top down, budget disusun dan ditetapkan sendiri oleh pemimpin dan budget inilah yang harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya, bawahan tidak diminta keikutsertaannya dalam menyusun budget. Metode ini ada baiknya jika karyawan tidak mampu menyusun budget atau dianggap akan terlalu lama dan tidak tepat jika diserahkan kepada bawahan.

2. Demokrasi atau bottom up

Budget disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Budget disusun mulai dari bawahan sampai keatasan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun budget yang akan dicapainya dimasa yang akan datang. Metode ini tepat digunakan jika karyawan sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan menimbulkan proses yang lama dan berlarut.

3. Campuran atau top down atau bottom up

Disini perusahaan menyusun budget dengan memulainya dari atas dan kemudian untuk selanjutnya dilengkapi dan dilakukan oleh karyawan bawahan. Jadi ada pedoman dari atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan pengarahan atasan.

Pemakaian material merupakan bagian terpenting yang mempunyai persentase cukup besar dari total biaya proyek. Dari beberapa penelitian menyatakan bahwa biaya material menyerap 50-70% dari biaya proyek, biaya ini belum termaksud biaya penyimpanan material. Oleh karena itu, penggunaan teknik manajemen yang baik dan tepat untuk membeli, menyimpan, mendistribusikan, dan menghitung material konstruksi menjadi sangat penting.



2.3 Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Proyek

Menurut Carter (2006:6) mengatakan bahwa:

Pengendalian adalah usaha sistematis manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas-akvitas dimonitor terus-menerus untuk memastikan bahwa hasilnya berada pada batasan yang diinginkan. Hasil aktual untuk setiap aktivitas dibandingkan dengan rencana, dan jika ada perbedaan yang signifikan, tindakan perbaikan dapat dilakukan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian dapat dianggap sebaga aktivitas untuk menemukan dan mengkoreksi penyimpangan-penyimpangan dalam hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang apabila dalam pelaksanaannya ditemukan penyimpangan maka diadakan tindakan perbaikan agar rencana sejalan dengan pelaksanaan. Menurut Nasehatun (1999:214) ”Pengendalian biaya merupakan serangkaian langkah-langkah mulai dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan yang sesungguhnya (realisasi)”. Nesehatun (1999:214) mengemukan bahwa pada dasarnya, pengendalian biaya dapat dibagi dalam empat langkah sebagai berikut:

1. mencari dasar-dasar dan menetapkan standar untuk biaya,

2. membandingkan antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya,

3. mencari dan menentukan bagian organisasi perusahaan ataupun diluarnya yang bertanggung jawab atas adanya penyimpangan, 4. melakukan tindakan perbaikan untuk mengurangi atau mengakhiri penyimpangan.



2.4 Analisis Penyimpangan Anggaran

Semua varians biaya baik yang menguntungkan atau merugikan perlu dianalisis dalam rangka pengambilan tindakan perbaikan dalam masa yang akan datang. Tindakan perbaikan ini berupa perbaikan atau revisi terhadap biaya standar dan perbaikan terhadap cara atau sistem kerja dan sebagainya. Menurut Rayburn (2000:433), sumber penyimpangan biaya material terjadi karena varians harga material (material price variance) dan varians kuantitas/efisiensi material (material quantity variance).

1 Varians harga material (material price variance) adalah mengukur selisih antara jumlah yang dibayar untuk kuantitas material tertentu dan yang seharusnya dibayar menurut standar yang telah ditetapkan. Dengan rumus sebagai berikut:

(harga material actual – harga material standar) x kuantitas material aktual

2. Varians kuantitas/efisiensi material (material quantity variance) adalah mengukur perbedaan antara kuantitas material yang digunakan dan kuantitas yang seharusnya digunakan menurut standar yang telah ditetapkan. Dengan rumus sebagai berikut:

(kuantitas material aktual – kuantitas material standar) x harga material standar

2.5

ANGGARAN MATERIAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PT. NINDYA KARYA (PERSERO) CABANG MEDAN
Kerangka Konseptual



Anggaran material

Taksiran kuantitas dan standar harga material

Pemakaian aktual dan harga material aktual








Pengendalian Biaya










Anggaran merupakan rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya keuangan serta sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu. Anggaran sebagai salah satu alat yang digunakan didalam pengendalian biaya. Jika anggaran disusun dengan baik maka akan memudahkan penilaian tingkat efisiensi setiap material. Pengendalian biaya berdasarkan anggaran dapat dilakukan dengan membandingkan anggaran yang dibuat dengan realisasinya, dimana perbandingan ini dapat ditinjau dari kuantitas dan harga material.



3. Metode Penelitian



Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan teknik wawancara.

1. Tehnik dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan menganalisa dokumen-dokumen yang ada diperusahaan seperti : rencana penyusunan laporan anggaran dan biaya material proyek.

2. Tehnik wawancara

Pengumpulan informasi yang diperoleh dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada karyawan perusahaan dibagian keuangan/ akuntansi dan bagian administrasi diantaranya yakni:

a. bagaimana proses penyusunan anggaran material proyek yang dibuat oleh perusahaan?

b. apakah anggaran material yang telah direncanakan sesuai dengan realisasinya ?

Metode Analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menggolongkan, menginterprestasikan kemudian dianalisis sehingga memperoleh gambaran yang lengkap tentang proses penyusunan anggaran material.



4. Hasil Analisis



4.1 Penyusunan Anggaran Material pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan

Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan untuk memulai sebuah konstruksi adalah melalui proses tender. Perusahaan diundang oleh pihak pemberi kerja untuk mengikuti proses tender. Didalam hal biaya material, perusahaan menggunakan engineered materials berupa bestek atau rencana kerja. Material yang paling utama di gunakan dalam proyek ini salah satunya adalah besi, beton, batu bata dan semen. Material pendukung lainnya atau material yang hanya satu kali pemakaian saja seperti cat minyak, plint granit dan paper holder. Pada skripsi ini proyek yang akan dibahas adalah The royal Residence Apartment. Proyek ini kegiatan estimasi biaya anggaran dibuat oleh pihak kontraktor yaitu PT. Nindya karya (Persero) Cabang Medan dan hasil estimasi ini disebut EE (Engineer Estimate). Penyusunan anggaran perusahaaan menggunakan metode bottom up yaitu anggaran dibuat oleh bagian estimasi dan perencanaan yang kemudian di ajukan ke Project Manager. Menentukan harga penawaran PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan menyusun anggaran material dengan beberapa tahap yaitu:

a. melakukan pengumpulan data mengenai jenis dan volume material, harga material, kualitas material dan pemilihan pemasok material serta ketersediaan material di pasar,

b. rencana dan daftar penyediaan material harus dibuat berdasarkan Time Schedule pelaksanaan, schedule ini harus dapat menunjukkan hal-hal mengenai material dan jumlah yang diperlukan dan kapan material tersebut harus sudah ada dilapangan,

c. membuat rekapitulasi anggaran material yang kemudian di ajukan ke Project Manager untuk di setujui.



4.2 Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan

Proses perencanaan dalam proyek konstruksi adalah memilih dan menentukan teknologi serta metode-metode konstruksi yang harus diterapkan. Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan untuk tahap awal pengendalian terlebih dahulu dibuat perencanaan yang disusun dalam anggaran biaya material, jadwal, urutan-urutan pelaksanaann kegiatan, kebutuhan sumber daya bagi pelaksanaan dan evaluasi proyek sehingga lebih memudahkan untuk melaksanakan proyek. Tahap awal pelaksanaan kegiatan pengendalian biaya material dengan memastikan bahwa anggaran material disusun secara efisien dan efektif. Tujuan pengendalian biaya yang ingin dicapai yaitu:

a. semua anggaran material yang telah dibuat dapat terealisasi dan menghasilkan sesuai target yang telah ditetapkan,

b. jika terjadi penyimpangan yaitu dengan membandingan anggaran yang dibuat dengan realisasi atau aktualnya,

c. jika penyimpangan tidak dapat dihindari maka dilakukan tindakan perbaikan agar sasaran tetap tercapai dengan biaya dapat dikendalikan.

Agar pengendalian benar-benar efektif dan efisien maka pengendalian dapat mencerminkan adanya penyimpangan dari rencana sehingga berdasarkan penyimpangan tersebut dapat diambil tindakan selanjutnya dan dievaluasi didalam pelaksanaan proyek. Pada dasarnya perusahaan melakukan pengendalian biaya dengan menganlisis penyimpangan yakni membandingkan anggaran yang dibuat dengan realisasinya.



4.3 Analisis Hasil Penelitian



4.3.1 Analisis Penyusunan Anggaran Biaya Material

Pada proyek The Royal Residence Apartement penyusunan anggaran material dilakukan pada bagian site manager. Jadi ada komite khusus didalam membuat anggaran. Cara penyusunan anggaran PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan mengunakan metode bottom up yaitu anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan site manager kemudian di sampaikan ke project Manager.



4.3.2 Analisis Anggaran Material Sebagai Alat Pengendalian Biaya Material

Pengendalian biaya material dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pekerjaan terhadap material yang sudah sesuai dengan yang dianggarkan dalam proyek. Dalam proyek The Royal Residence Apartement ini pengendalian biaya material dilakukan secara melakukan lapangan dengan memastikan kualitas material yang digunakan sudah sesuai dengan yang dianggarkan yaitu dengan melakukan pengecekan dan pengukuran ulang terhadap dimensi dan konstruksi aktual dari beton yang ditempelkan didinding basement ruko di lapangan dan pemeriksaan kualitas. Pemeriksaan ini dilakukan agar memastikan tidak ada penyelewengan material oleh pekerja dengan hanya memberi wewenang kepada satu pekerja dalam pengambilan material digudang serta melakukan pembersihan dan perapian peralatan kerja setiap selesai kerja dan menghitung ulang kembali jumlah material yang tersisa, sehingga bila terjadi kelebihan kuantitas material dapat diidentifikasi dan kelebihan tersebut bisa langsung dikembalikan ke gudang material. Dari segi penyimpangan setelah proyek selesai dalam pelaporan ada tampak beberapa penyimpangan dari segi satuan material. Penyimpangan yang menguntungkan (favorable) dan yang tidak menguntungkan (unfavorable).



5. Kesimpulan dan Saran



5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dapat penulis ambil dari pembahasan pada bab terdahulu.

1. PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dalam penyusunan anggaran material menggunakan metode bottom up

2. Perusahaan menggunakan anggaran biaya material sebagai alat pengendalian biaya material dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi pada setiap proyek yang telah diselesaikan

3. PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan dalam menetapkan anggaran harga satuan didasarkan kepada harga standar yakni yang telah ditetapkan didalam kontrak.

4. Dasar penyusunan anggaran PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Medan menggolongkan anggaran berdasarkan fungsinya yaitu anggaran secara khusus dibuat untuk tujuan proyek tertentu saja serta berdasarkan pedoman dan pengalaman dari proyek-proyek sebelumnya.





5.2 Saran

Dari kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis memberikan saran-saran.

1 Sebaiknya perusahaan membuat catatan mengenai penyimpangan baik yang favorable atau unfavorable, sehingga memudahkan bagi pihak yang membaca atau yang menggunakan laporan tersebut.

2. Sebelum anggaran disetujui oleh site manager sebaiknya perusahaan harus melakukan pengecekan terhadap material yang dibutuhkan dalam proyek.

3. Penyimpangan harga material sebaiknya dievaluasi dan diteliti dengan harga aktual sebelum material dibeli sehingga tidak terjadi penyimpangan.

4. Sebaiknya untuk tujuan pengendalian sebaiknya estimasi satuan material tidak di mark up terlalu tinggi dari realistisnya, dan diharapkan disusun mendekati realistisnya sehingga tidak menimbulkan penyimpangan yang cukup signifikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar